Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium),
yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk
mengubah suatu sistem keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui
seberapa cepat (laju) perubahan itu terjadi karena selama proses sistem tidak
berada dalam keseimbangan. Suatu sistem tersebut dapat berubah akibat dari
lingkungan yang berada di sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalam
materialnya, termodinamika membahas material yang menerima energi panas atau
energi dalam bentuk yang berbeda-beda.
Dalam
termodinamika, terdapat hukum-hukum yang menjadi syarat termodinamika. Di dalam
hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda pula, sesuai dengan
permasalahan yang ada. Ada Hukum 0 Termodinamika atau biasa disebut sebagai
Hukum awal Termodinamika, lalu ada Hukum 1 Termodinamika, Hukum 2
Termodinamika, dan Hukum 3 Termodinamika.
Di dalam Hukum 1
Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu
sistem dalam termodinamika. Hukum I Termodinamika juga menjelaskan tentang
entalpi. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan
untuk melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara sistem dan
lingkungan yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik).
Di dalam Hukum II
Termodinamika, menjelaskan tentang entropi. Entropi merupakan suatu ukuran
kalor atau energi yang tidak dapat diubah. Dalam Hukum II Termodinamika,
terdapat sistem yang disebut Mesin Carnot/Kalor dan Mesin Pendingin.
Entalpi
Hukum kekekalan
energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur,
yang dapat diukur hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan
entalpi, entalpi tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan
entalpi (ΔH).
ΔH = Hp – Hr
dengan:
ΔH = perubahan
entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi
a. Bila H
produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan kalor
dari lingkungan ke sistem.
b. Bila H
reaktan > H produk, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan
kalor dari sistem ke lingkungan.
Gambar 1.
Perubahan Entalpi pada Sistem
Hukum
Hess
Dalam perubahan entalpi, terdapat
hukum yang dinamakan Hukum Hess. Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa
perubahan entalpi suatu reaksi
akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak
langkah. Perubahan entalpi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan
hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Hukum Hess
mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan energi, yang juga
dipelajari di hukum pertama termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk
mencari keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia.
Perhatikan diagram berikut:
Gambar
2. Diagram Hukum Hess
Diagram di atas menjelaskan bahwa untuk mereaksikan A menjadi D, dapat menempuh jalur B maupun C, dengan perubahan entalpi yang sama (ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 + ΔH4).
Jika perubahan
kimia terjadi oleh beberapa jalur yang berbeda, perubahan entalpi keseluruhan tetaplah
sama. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi merupakan fungsi keadaan. Dengan
demikian ΔH untuk reaksi tunggal dapat dihitung dengan:
ΔHreaksi = ∑ ΔHf (produk) - ∑ ΔHf (reaktan)
Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (ΔH < 0), reaksi tersebut merupakan eksoterm dan bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (ΔH > 0), maka reaksi bersifat endoterm.
Perhatikan diagram berikut:
Pada diagram di atas, jelas bahwa jika C (s) + 2H2 (g) + O2 (g) direaksikan menjadi CO2 (g) + 2H2 (g) mempunyai perubahan entalpi
sebesar -393,5 kJ. Walaupun terdapat reaksi dua langkah, tetap saja perubahan
entalpi akan selalu konstan (-483,6 kJ + 90,1 kJ = -393,5 kJ).
·
Ketergantungan ΔH
dengan temperatur
Pada umumnya entalpi reaksi
tergantung pada temperatur walaupun dalam banyak reaksi ketergantungan ini
sangat kecil sehingga sering diabaikan.
∆H untuk reaksi aA + bB → cC + dD
∆H = c HC +d HD – a HA – b HB
Bila persamaan tadi didefinisikan
terhadap temperatur pada tekanan tetap didapatkan :
Ingat bahwa
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda