Fluida ( zat alir ) didefinisikan sebagai zat yang
dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Dalam pelajaran fisika, fluida dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu fluida statis dan dinamis. Fluida statis adalah fluida yang berada
dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak
ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
1. Sifat fisis
fluida
Sifat fisis fluida dapat
ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam
(statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda
homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dapat dirumuskan sebagai
berikut.
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3
atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3
atau g/cm3).
2. Tegangan permukaan
Coba kita lihat sebuah silet yang kita buat terapung
di permukaan air. silet yang massa jenisnya lebih besar dari air ternyata dapat
terapung di atas permukaan air. hal tersebut dikarenakan air memiliki tegangan
permukaan sehingga bisa menopang silet. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan
sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu
dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan
cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang
arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau
silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan yang telah kita bahas sebelumnya ternyata juga mempunyai peranan
pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas
adalah minyak tanah yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding
rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala
kapilaritas.
Untuk membahas masalah kapilaritas, kita perhatikan sebuah
pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat
dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan
air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke
dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau
lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang
disebut dengan gejala kapilaritas.Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan
gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga
kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui
pembuluh kayu.
4. VISKOSITAS
Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan fluida
yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah
sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan"
atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki
ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan
tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
5. Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi
didalam air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan,
besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F)
dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa
fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan
oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil
perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam
bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph,
persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = ρ g h
|
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
contoh soal:
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida.
Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan
tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10
m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi
air:
Ph = ρ gh =
(1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2)
(0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2
4. Hukum Pascal
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2
4. Hukum Pascal
Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu
wadah, tekanan zat cair pada dasar wadah tentu saja lebih besar
dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar
tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas wadah,
semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh
(p = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).
Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini
berlaku untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada
bentuk wadah tersebut. Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan
permukaan zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di
segala arah. Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat
jatah tekanan yang sama.
PERSAMAAN HUKUM PASCAL
Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah
penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya
ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang
dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang dilengkapi
oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap pertama memiliki
luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki
luas penampang yang besar (diameter besar)
Gambar 1: Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas
Permukaan Berbeda
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke
segala arah, maka tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama dengan tekanan
pada penghisap kedua.
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan
di bawah ini.
P = F : A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai
berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A
= luas permukaan penampang (m2).
Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk
tekanan adalah newton per meter persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu
pascal sama dengan satu newton per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika
sehari-hari, tekanan biasanya diberikan dalam satuan pound per inci persegi
(lb/in2). Satuan tekanan lain yang biasa digunakan adalah atmosfer (atm) yang
mendekati tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan
sebagai 101,325 kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu,
masih ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar
1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu
barometer (alat pengukur tekanan), ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr
= 1 mmHg (Tipler, 1998).
Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan memberikan
gaya yang kecil pada penghisap dengan luas penampang kecil dapat menghasilkan
gaya yang besar pada penghisap dengan luas penampang yang besar, Prinsip inilah
yang dimanfaatkan pada peralatan teknik yang banyak dimanfaatkan manusia dalam
kehidupan misalnya dongkrak hidraulik, rem hidraulik, dan pompa hidraulik.
5. Hukum Archimedes
Bunyi Hukum Archimedes
“Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan
berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan”.
Hukum Archimedes Berlaku Untuk Semua Fluida
Vbf adalah volum benda yang tercelup dalam FLUIDA
Fa = Mfg
Fa = pfVbfg
Fa = F2 – F1 karena F2 > F1
= pf gh2 A – pf gh1 A
= pf gA (h2 – h1)
= pf gAh sebab h2 – h1 = h
= pf gVbf
Vbf adalah volum benda yang tercelup dalam FLUIDA
Fa = Mfg
Fa = pfVbfg
Fa = F2 – F1 karena F2 > F1
= pf gh2 A – pf gh1 A
= pf gA (h2 – h1)
= pf gAh sebab h2 – h1 = h
= pf gVbf
sebab Ah = Vbf adalah
volum silinder yang tercelup dalam fluida
PERHATIKAN
pf Vbf = massa Fluida (Mf)
pf gVbf = berat Fluida yang dipindahkan benda (Mfg)
Keadaan Benda
Tiga keadaan benda di dalam zat cair :
Melayang
pb, rata-rata = pf
w = Fa
KETERANGAN
pb = massa jenis benda
pf = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung
Tenggelam
pb, rata-rata > pf
w > Fa
KETERANGAN
pb = massa jenis benda
pf = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung
Terapung
pb, rata-rata < pf
w = Fa
KETERANGAN
pb = massa jenis benda
pf = massa jenis fluida
w = berat benda
Fa = gaya Apung
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda