Tag:
hukum ohm, penurunan rumus hukum ohm, persamaan hukum ohm.
Haloo sobat sains,
bagaimana kabarnya hari ini? Sehat? (basa-basi dulu). Kali ini saya akan
membagikan informasi mengenai salah satu hukum yang terkenal dalam ilmu fisika.
Siapa yang tidak mengenal Hukum Ohm. Hampir semua siswa SMP pun tahu bagaimana
rumus hukum ohm yang akan kita bahas. Namun di sini ada fakta menarik bahwa Persamaan
Hukum Ohm sebenarnya bukanlah V=IR seperti yang kita dapatkan di SMP maupun SMA.
Mengapa bisa demikian?
Seperti yang kita ketahui
bahwasannya rumus hukum ohm adalah seperti rumus di atas. Memang persamaan
tersebut juga benar dan bisa dibilang tidak mungkin salah. Kebanyakan guru-guru
fisika di SMP dan SMA menerangkan kepada muridnya jika persamaan hukum ohm adalah
V=IR. Saya dulu pas waktu jaman SMP dan SMA juga sama mengenal persamaan hukum
ohm yang asli sebagai V=IR. Namun ternyata setelah saya membaca sebuah buku yang
berjudul “Introduction to electrodynamics” karangan mbah Griffith, saya
menemukan sebuah fakta baru bahwa ternyata persamaan hukum ohm yang asli
(pertama) bukanlah seperti persamaan yang saya tulis di atas. Persamaan yang
kita dapatkan di SMP tersebut sebenarnya hanya turunan dari persamaan hukum ohm
yang asli.
Mungkin bagi sobat yang
tidak percaya bisa membukanya sendiri di buku tersebut pada bab 7
electrodynamics. Sekalian belajar tentang elektrodinamika sobat. Tapi bukunya
masih menggunakan bahasa inggris ya. Kalau kesulitan bisa ditanyakan kepada
mbah google kok. Tapi bagi yang malas membacanya atau tidak mempunyai bukunya
bisa menyimak artikel ini sampai selesai.
Ternyata bentuk persamaan
hukum ohm yang asli adalah sebagai berikut,
Dimana J dikenal dengan
rapat arus (current density). Sementara
σ merupakan koefisien konduktivitas suatu medium dan f merupakan gaya persatuan
muatan. Koefisien konduktifitas merupakan kebalikan dari koefisien
resistivitas. Jadi untuk konduktor sempurna nilai koefisien konduktifitasnya
adalah tak hingga. Sementara untuk gaya f dapat berupa gaya elektrostatik, gaya magnetostatik, ataupun kedua-duanya.
Dalam kasus umum yang
terdiri dari gaya elektrostatik dak magnetostatik, kita dapat menuliskan
persamaan hukum ohm menjadi,
Dengan E merupakan vektor medan listrik, v merupakan kecepatan muatan, dan B merupakan vektor medan magnet. Karena kecepatan muatan sangat
kecil maka kita dapat mengabaikan suku persamaan kedua, sehingga persamaan
tersebut menjadi,
Lalu bagaimana persamaan
tersebut bisa menjadi persamaan hukum ohm yang kita kenal selama ini? Hal tersebut
akan saya uraikan di bawah. Jadi mohon diperhatikan ya sobat. Kita asumsikan
sebuah kawat resistor dengan luas penampang A dan panjang L terbuat dari
material dengan koefisien konduktifitas σ. Dan beda potensial antara kedua
ujungnya adalah V. Untuk lebih detailnya bisa lihat gambar di bawah ini.
Gambar
1 penampang kawat resistor
Nah berdasarkan gambar
tersebut dapat kita cari berapa besarnya arus yang mengalir pada kawat
resistor. Dan selanjutnya dapat kita gunakan untuk menentukan penurunan rumus
hukum ohm. Di bawah ini merupakan penurunan hukum ohm dari rumus aslinya sampai
rumus yang kita ketahui saat ini yaitu V=IR.
Nah penurunan rumus di atas
sudah sangat detail. Perlu diingat bahwa rho merupakan koefisien resistivitas
suatu penghantar yang merupakan kebalikan dari koefisien konduktivitas. Hasil akhir
dari persamaan tersebut adalah V=IR yang merupakan rumus hukum ohm paling
familiar di kalangan siswa.
Karena di sini tujuan kita
hanya membuktikan, maka pembahasan hukum ohm pada artikel kali ini saya anggap
selesai. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi sobat semua.
baca juga: kontroversi energi potensial bukanlah energi atau bagaimana bunyi bisa terdengar
baca juga: kontroversi energi potensial bukanlah energi atau bagaimana bunyi bisa terdengar
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda