Tag: bagaimana bunyi
dihasilkan, fenomena bunyi, getaran, gelombang bunyi, bagaimana bunyi bisa
terdengar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti selalu mendengar bunyi baik
itu bunyi dari suara manusia ataupun bunyi dari alat-alat penghasil bunyi. Oleh
mahluk hidup, bunyi tidak hanya berfungsi untuk kebutuhan komunikasi ataupun
seni, namun juga berguna dalam pencarian sumber-sumber makanan bagi hewan-hewan
tertentu. Bahkan dengan memanfaatkan bunyi, manusia bisa mengetahui kedalaman
laut yang tak terjangkau “tangan” maupun untuk mendeteksi keberadaan kapal
selam musuh. Sebenarnya apa hakikat bunyi? Bagaimana bunyi bisa merambat? Dan
bagaimana mahluk hidup dapat menangkap fenomena bunyi?
Waktu masih kecil sebagian kita mungkin pernah bermain “Telpon
Kaleng”. Permainan sederhana tersebut memberi gambaran kepada kita tentang
bagaimana sebuah bunyi bisa terdengar oleh telinga kita. Pertama harus ada sumber
bunyi, permainan kaleng tersebut yang berperan sebagai sumber bunyi adalah yang
mengucapkan informasi melalui salah satu ujung kaleng. Kedua terdapat medium perambatan
bunyi, pada permainan telepon kaleng menggunakan tali sebagai medium penghantar
bunyi. Ketiga penerima informasi bunyi/pendengar, dengan menggunakan telinga
yang ditempel di ujung kaleng kita dapat mendengarkan perkataan lawan main di
ujung kaleng satunya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
faktor penting pada peristiwa terdengarnya suatu bunyi, yakni 1) Ada Sumber
Bunyi, 2) ada medium perambatan bunyi, dan 3) ada telinga (sistem pendengaran).
Pada sistem sonar, mekanisme mendeteksi lingkungan melalui bunyi
juga membutuhkan tiga faktor tersebut. Baik kelelawar, lumba-lumba maupun kapal
yang menerapkan teknologi Sonar, semuanya memiliki dua perangkat utama, yakni
penghasil bunyi berfrekuensi tinggi dan penerima bunyi berfrekuensi tinggi. Setelah
kita memahami bahwa pada fenomena bunyi terdapat tiga faktor yang berperan, maka
marilah kita pelajari satu persatu faktor-faktor tersebut. Pertama kita akan
mempelajari tentang konsep getaran sebagai sebab munculnya suatu bunyi.
Berikutnya kita akan kaji mengenai gelombang sebagai mekanisme penjalaran
bunyi. Terakhir akan kita pelajari sistem pendengaran sebagai piranti penangkap
gelombang bunyi.
Berdasarkan tiga fenomena tersebut, apa yang bisa kita simpulkan?
Ya, ternyata ada hubungan yang sangat jelas antara fenomena bunyi dengan
fenomena getaran. Kita dapat
mengatakan bahwa bunyi dihasilkan dari suatu peristiwa getaran. Suara manusia, bunyi drum, dan indahnya suara gitar, semua
muncul karena adanya getaran.
UNIT
7: Sistem Sonar
Mengingat bunyi dapat muncul karena adanya getaran, maka marilah
kita kaji mengenai konsep getaran. Getaran dapat didefinisikan sebagai
gerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Pada saat kita berbicara, maka
kita akan merasakan adanya gerak bolak-balik pada pita suara. Demikian juga
saat drum dipukul atau gitar dipetik, kita akan melihat membrane pada drum dan
senar pada gitar akan bergerak bolakbalik pada titik kesetimbangan. Keadaan
tersebut didefinisikan sebagai peristiwa getaran. Untuk memudah-kan pemahaman
tentang konsep getaran, marilah kita pelajari peristiwa getaran pada ayunan
bandul matematis, seperti yang tersaji pada Gambar 1.
Gambar 1. Getaran pada Bandul Matematis
Pembicaraan mengenai getaran, membawa kita pada beberapa konsep
yang melekat pada peristiwa bergetarnya sebuah benda. Konsep-konsep tersebut diantaranya
adalah 1) banyaknya getaran, 2) amplitude, 3) Titik Kesetimbangan, 4) Frekuensi
dan 5) Periode. Berikut ini disajikan penjelasan masing-masing konsep tersebut.
Pada bandul matematis seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1, beban
akan berayun melewati lintasan A – B – C – B – A. Dalam hal ini, beban
dikatakan telah melakukan satu kali getaran. Jadi satu kali getaran adalah
peristiwa dimana benda telah melakukan satu kali gerakan bolak-balik (Pergi-Pulang).
Simpangan terbesar yang dialami oleh bandul disebut sebagai Amplitudo. Jadi
pada Gambar 1. Amplitudo adalah jarak antara AB atau CA. Adapun titik kesetimbangan adalah
titik di mana pada titik tersebut benda tidak mengalami gaya luar atau benda
dalam keadaan diam, ditunjukan oleh titik B. Suatu benda membutuhkan waktu untuk melakukan
satu kali getaran. Kecepatan benda bergetar seperti ini digambarkan oleh
besaran yang disebut Periode. Jadi periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh
bandul untuk membuat satu kali getaran. Periode getaran dilambangkan dengan T.
Untuk mengukur periode getaran digunakan persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
T = periode getaran (sekon)
t = waktu yang diperlukan (sekon)
n = jumlah getaran
Sedangkan banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda pada rentang
waktu tertentu dinyatakan sebagai Frekuensi. Jadi Frekuensi adalah jumlah
getaran setiap satu detik. Frekuensi getaran dilambangkan dengan f,
dirumuskan:
Keterangan:
f = frekuensi getaran (Hertz)
n = jumlah getaran
t = waktu (sekon)
Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Jika dalam satu detik terjadi
5 getaran berarti frekuensi getaran ini adalah 5 Hertz. Hubungan antara
frekuensi dan periode dapat dituliskan dalam bentuk matematika sebagai berikut:
Keterangan:
f = frekuensi getaran (Hertz)
T = periode getaran (sekon)
1 comments:
mana jawabannya? penjelasan panjang tapi gak jelas
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda