halo sobat sains, kali ini kita akan membahas materi fisika yaitu metode lagrange. mungkin sebelumnya ada yang belum tahu apa itu metode lagrange. nah di sini akan saya kenalkan dahulu apa itu metode lagrange. Kita mulai dari yang paling dasar tentang hukum newton.
Hukum Newton
dapat diterapkan, jika gaya yang bekerja pada sebuah benda diketahui. Namun
dalam kebanyakan kasus, persoalan yang dihadapi terkadang tidak mudah
diselesaikan dengan menggunakan dinamika gerak serta persyaratan awal yang
diberikan. Sebagai contoh, benda yang bergerak pada sebuah permukaan berbentuk
bola. Persoalan yang dihadapi bukan hanya pada bentuk gaya yang bekerja, akan
tetapi penggunaan koordinat, baik cartesian maupun koordinat lainnya sudah
tidak efektif lagi digunakan, sekalipun bentuk persamaan gayanya diketahui.
nah maka dari itu dalam artikel ini
akan dibahas
tentang sebuah pendekatan yang lebih efektif digunakan dalam mencari persamaan
gerak sistem yang pertama dikembangkan oleh matematikawan Perancis Joseph Louis
Lagrange yang disebut formalisme Lagrange. Disamping formalisme Lagrange terdapat
pula formalisme Hamilton yang sangat mirip. Perbedaaan keduanya terletak pada
koordinat umum yang dipakai. Formalisme Hamilton menggunakan posisi dan
kecepatan sebagai koordinat rampatan yang menghasilkan persamaan linier
orde-dua, sedangkan pada formalisme Hamilton posisi dan momentum digunakan
untuk koordinat rampatan yang menghasilkan persamaan diferensial orde-satu. Hasil
yang diperoleh dengan kedua formalisme tersebut konsisten dengan hasil yang
diperoleh dengan menggunakan hukum-hukum Newton.
1. KOORDINAT RAMPATAN (UMUM)
Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan
tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat Kartesian, koordinat bola atau
koordinat silinder. Jika partikel
bergerak pada sebuah bidang, atau pada sebuah permukaan yang terbatas, maka
hanya dibutuhkan dua koordinat untuk menyatakan posisinya, sedangkan untuk partikel
yang bergerak pada sebuah garis lurus atau pada lintasan lengkung cukup dengan
menggunakan satu koordinat saja.
Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling
kurang 3N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum,
terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan
konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan
q1, q2, …..qn (1)
yang disebut
dengan koordinat rampatan (generalized coordinates). Istilah rampat diambil dari kata merampat dan papan Koordinat
qk dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah
secara bebas terhadap lainnya; sistem tersebut dinamakan holonomic. Jumlah
koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic,
masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang
berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah
minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah
satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada
sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi
sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga
koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat
tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding,
paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya kita
akan membatasi diri pada sistem holonomic.
Untuk partikel tunggal, fungsi
koordinat rampatan lebih mudah diungkapkan dengan menggunakan koordinat
Kartesius:
x = x(q)
(satu derajat kebebasan - gerak pada sebuah kurva).
x = x(q1,q2)
(dua derajat kebebasan - gerak pada sebuah permukaan).
x = x(q1,q2,q3)
y
= y(q1,q2,q3)
z = z(q1,q2,q3)
(tiga derajat kebebasan - gerak dalam sebuah ruang)
Misalkan q berubah dari
harga awal (q1,q2, ….) menuju harga (q1+dq1,q2+dq1 ..). Perubahan koordinat Kartesius yang bersesuaian adalah :



Turunan parsial
¶x/¶q1 dan seterusnya adalah fungsi dari q. Sebagai contoh, misalkan
sebuah partikel bergerak dalam bidang. Misalkan kita memilih koordinat kutub
untuk menyatakan konfigurasi sistem, maka dalam hal ini :
q1
= r q2 = q
(5)
Selanjutnya :
x = x(r,q) = r cosq
y = y(r,q) = r sinq (6)
dan


Sekarang perhatikan sebuah sistem
yang mengandung sejumlah n partikel; dalam hal ini mengandung n derajat
kebebasan serta koordinat rampatannya dinyatakan dengan :
q1, q2, …..qn (9)
Selanjutnya
perubahan konfigurasi dari (q1, q2, …..qn) ke
konfigurasi di dekatnya (q1+dq1, q2+dq2, …qn+dqn) menyatakan perpindahan partikel ke i dari titik (xi,yi,zi)
ke titik di dekatnya (xi+dxi,yi+dyi,zi+dzi) dimana:



Persamaan (10–12) menunjukkan bahwa
turunan parsialnya merupakan fungsi q. Selanjutnya kita akan mengambil indeks i
untuk menyatakan koordinat rectangular, dan indeks k untuk menyatakan koordinat
rampatan. Simbol xi kita pakai untuk menyatakan sembarang koordinat
rectangular. Jadi, untuk sistem yang mengandung N partikel, i dapat berharga
antara 1 dan 3N.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda