Tags: Fenomena kesurupan
berdasarkan analisis ilmiah, penjelasan ilmiah tentang fenomena kesurupan,
kesurupan secara medis.
Kesurupan secara sederhana
dipahami sebagai hilangnya kendali seseorang
atas dirinya sendiri. Mungkin kebanyakan orang memaknai kesurupan
sebagai masuknya makhluk halus atau jin ke dalam tubuh manusia. Pendapat tersebut
jika dilihat dari segi spiritual memang tidak salah, namun di sini kita akan
lebih memfokuskan pembahasan fenomena kesurupan (trance) secara medis atau
ilmiah.
Salah seorang dokter dari RS
Soeharto Heerdjan Grogol, Dr Prianto Djatmiko, SpKj seperti yang dimuat di Detik.com menyatakan bahwa fenomena kesurupan sebenarnya
dapat ditangani secara medis. Menurutnya, kesurupan termasuk gangguan
disosiatif yang merupakan ciri gangguan neurotik yang dapat diatasi secara
medis. Secara umum, ada dua hal yang dapat mempengaruhi kesurupan, yaitu
faktor biopsikososial seperti tekanan dalam bentuk sugesti dan faktor
sosiokultural seperti kepercayaan kuat terhadap unsur-unsur mistis.
Sementara
itu, praktisi hipnoterapi Soegiono membagi cara kerja manusia menjadi dua,
yaitu pikiran sadar dan bawah sadar yang di antara keduanya terdapat sebuah
‘filter’ yang terbuka bila ditembus oleh kejadian tertentu seperti terkejut
atau ketakutan. Oleh karena itu, fenomena kesurupan mungkin terjadi apabila
kepercayaan tinggi terhadap sesuatu seperti hal-hal mistis mampu menembus
‘filter’ pikiran sadar dan bawah sadar. Soegiono menyebut ‘filter’ yang terbuka
ini dengan istilah introject.
Soegiono
menuturkan, fenomena kesurupan dapat menular kepada orang lain yang terkejut
mendengar temannya kesurupan. Ia melanjutkan bahwa rasa terkejut ini dapat
membuka ‘filter’ sehingga rasa takut akan masuk, mengaktifkan introject, dan
masuk jauh ke dalam alam bawah sadar manusia. Ketika introject telah aktif,
maka orang tersebut akan bertingkah seperti layaknya orang kesurupan.
Pada
peristiwa kesurupan massal, kesurupan tidak langsung terjadi pada dua orang
atau lebih, akan tetapi dimulai dari 1 orang dan menular kepada orang lain.
kesurupan massal dapat disebabkan karena 4 faktor:
1.. induksi gelombang atau imbas, yang bersumber dari
gelombang otak orang yang mengalami kesurupan pertama dan diimbaskan kepada
orang di sekitarnya.
2.. resonansi gelombang atau ikut getar, yang
bersumber dari gelombang otak orang yang mengalami kesurupan pertama menular ke
orang kedua, dan begitu seterusnya.
3.. interferensi gelombang konstruktif, atau penguatan
gelombang otak sefasa, memungkinkan lebih banyak lagi orang yang tertular
kesurupan, yang mana makin kuat suatu gelombang maka makin banyak orang yang
akan kesurupan.
4.. telepati tak disengaja, berhubungan dengan
resonansi dan interferensi gelombang.
Dari gambar di atas dapat
dilihat bahwa frekuensi gelombang otak orang yang mengalami kesurupan (trance)
adalah sekitar 0,1 Hz - 7,9 Hz. Orang yang sudah meninggal akan mempunyai
frekuensi otak 0 Hz. Semakin besar frekuensi otak manusia, maka ia akan semakin
sadar. Kondisi kita saat ini, seperti anda yang sedang membaca adalah berada
pada kondisi beta (frekuensi otak antara 14,0 Hz sampai 29,9 Hz).
Selain penjelasan di atas
kesurupan dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah jenis kelamin,
usia, waktu, dan tempat. Kesurupan sering dialami oleh wanita dari pada
laki-laki dengan perbandingan 9:1. Dalam hal usia, kesurupan sering dialami
oleh remaja dengan usia antara 12 sampai 18 tahun. Maka tak jarang jika kita
sering melihat berita aada anak SMP ataupun SMA mengalami kesurupan massal.
Begitulah kira-kira
penjelasan singkat mengenai fenomena kesurupan secara ilmiah. Jika bermanfaat
bisa di share ke teman-teman lainnya. terimakasih