Tindihan: mitos vs ilmiah
“Ketika kalian tidur dan ingin bangun, kalian ternyata tidak bisa bangun. Dadamu
terasa sesak seperti ada orang yang menindih. Kalian berteriak
sekencang-kencangnya namun tidak ada yang mendengar dan bahkan kalian seperti
melihat sesosok makhluk aneh.”
Ya, tentunya kita semua pernah mengalami fenomena seperti di atas. Sebagian menyebut fenomena ini dengan nama tindihan atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur).
Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan dan ditindih oleh setan tersebut. Tidak bisa disalahkan karena Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.
Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai
ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).
SLEEP PARALYSIS DALAM MEDIS
Keadaan dimana seseorang merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak,
badan sulit bergerak dan sulit berteriak yang terjadi ketika akan tidur atau
bangun tidur disebut sleep paralysisi. Istilah ini juga dikenal sebagai kelumpuhan tidur atau tidur lumpuh (karena tubuh
tak bisa bergerak dan serasa lumpuh ketika tidur).
Sleep paralysis sebenarnya adalah keadaan dimana jiwa
atau pikiran kita sudah terbangun dari alam bawah sadar, namun badan fisik kita
belum siap untuk bangun. Oleh karena itu ketika kita mengalami hal tersebut
kita tidak bisa bergerak. Jadi bukan karena ditindih atau diserang setan atau
jin yaa.
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, baik
pria maupun wanita. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan
tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini bisa
berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan
terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan
hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan
dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena sleep paralysis sering disebut dengan mimpi buruk
inkubus atau old hag berdasarkan bentuk
bayangan yang muncul. Sebagian ada juga yang merasa melihat didatangi agen
rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan,
tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang wanita
hingga menyebabkan ia ketakutan dan sulit bernapas.
Fenomena
Sleep Paralysis Pada Abad Pertengahan
GEJALA KURANG TIDUR
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep
paralysis adalah sejenis halusinasi akibat adanya malfungsi tidur di
tahap rapid eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan saja, berdasarkan gelombang otak,
tidur kita terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling
ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling
dalam dan tahap REM. Pada tahap REM inilah mimpi terjadi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur,
gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari
keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung
melompat ke tahapan mimpi alias REM.
Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi
tubuh belum, di sinilah fenomena sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat
sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul
sosok atau bayangan lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat
dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja
pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan
tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur. Nah, itu lah penjelasan
fenomena sleep paralysis secara medis.
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut
diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis atau tindihan bisa juga merupakan
pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk),
sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya
buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda
mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu terjadinya
gangguan tidur ini. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak
beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika
sudah menimbulkan ketindihan, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi
diri dan cukupi kebutuhan tidur Anda. Usahakan tidur 8 sampai 10 jam pada jam
yang sama setiap malam.
Perlu diketahui juga, ketindihan umumnya terjadi pada
orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir
nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu
sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur
ini.
Subhanalloh, aku jadi teringat dengan hadits
Rosullulloh yang mencontohkan kita (umat Islam) tidur dengan posisi miring
menghadap ke kiblat serta membaca dzikir dan do’a sebelum tidur.
Semoga bermanfaat... :)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda